Kategori » Kampung

Orang-orang Bantaran Kali Ciliwung

Pada tahun 1988, Wiji Thukul menulis satu sajak kritik-deskriptif berjudul Nyanyian Akar Rumput: mendirikan kampung/ digusur/ kami pindah-pindah/ menempel di tembok-tembok/ dicabut/ terbuang/ kami rumput/butuh tanah. Orang kampung dalam puisi Thukul, seperti orang-orang kampung Bantaran Kali... Selengkapnya →

Merekam Kali Pepe : Transit di Pringgondani

Melintasi Kali Pepe dikawasan ini akan bersinggungan dengan dua kampung, yakni kampung Pringgading di sebelah utara dan kampung Kusumodiningratan di sebelah selatan. Berbagai jenis sampah terlihat area yang panjangnya kurang lebih 250 meter dengan lebar 9 meter, mulai dari sampah-sampah plastik... Selengkapnya →

Merekam Kali Pepe : Bersua Warga Ngebrusan

Kali Pepe di seberang jembatan setelah monumen Ponten, yang melalui sepanjang jalan Kalimantan, dimana batas akhir segmen ditandai pula dengan keberadaan sebuah jembatan yang melintang di ujung jalan Kalimantan. Kondisi Kali Pepe di area ini pada musim kemarau terlihat menyedihkan. Sampah-sampah... Selengkapnya →

Merekam Kali Pepe : Selepas Hotel-Kota

Kondisi Kali Pepe diarea ini masuk kawasan yang relatif sudah tertata rapi, hanya ada beberapa bangunan yang berada di sepadan Kali Pepe. Tepatnya 100 meter setelah hotel Pose In sudah mulai beralih fungsi sepadan Kali yang digunakan oleh warga untuk mendirikan bangunan.  Rumah warga... Selengkapnya →

Karakter Kampung di Goresan Mural

Penyampaian pesan melalui media mural tengah mengejala di berbagai sudut kota. Berikut liputan wartawan Solopos, Nadia Lutoana Mawarni. Laki-laki gondrong yang saban hari menjalankan perahu untuk menyebrangkan orangorang melintasi Bengawan Solo di Kelurahan Sewu, Jebres, Solo itu akrab dipanggil... Selengkapnya →

City (Kampong) : Rights, Body and Rhythm

Kota lahir melalui pemusatan surplus produksi secara spasial dan sosial, maka ia bekerja sebagai unit spasial yang melayani modal sekaligus sebagai arena (perjuangan) kelas-sosial. Pada titik temu inilah usaha untuk menerjemahkan realitas perkotaan menjadi penting. Menafsirkan ulang cara-cara di... Selengkapnya →

Solo, Kota Federasi Kampung-Kampung

Solo, sebagai kota, telah berumur 273 tahun. Dihitung dari dipindahkannya ibu kota kerajaan Mataram Islam dari Kartasura ke desa Solo. Desa Solo adalah satu di antara banyak desa di tepi-tepi aliran sungai yang menggurita di tanah lembah Bengawan Solo ini. Desa-desa ini, sejak Solo menjadi... Selengkapnya →

Kali Ilang Kedhunge

/1/ Tiap kali musim hujan, aku teringat seorang tokoh bernama Ki Wiron Lumut. Dia adalah seorang pertapa-pemikir ekologis di tanah Sala. Dia meninggalkan Kidul Tanggul, desanya yang sering terkena banjir tiap musim hujan. Ki Wiron Lumut memutuskan pergi ke Brang Wetan, untuk bersemedi ekologis,... Selengkapnya →